Penguatan Mindset Kolektif dalam Membangun Komunikasi melalui Gotong Royong Berbasis Budaya Lokal Masyarakat Gantang Rani
DOI:
https://doi.org/10.53513/abdi.v5i2.11782Keywords:
Gotong Royong, Komunikasi, Mindset KolektifAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperkuat mindset kolektif masyarakat Desa Gantang Rani melalui penguatan komunikasi berbasis nilai-nilai gotong royong yang bersumber dari budaya local. Metode yang digunakan adalah pendekatan partisipatif melalui kegiatan penyuluhan, diskusi kelompok terfokus (FGD), dan praktik kolaboratif. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kualitas komunikasi antarwarga, peningkatan partisipasi dalam kegiatan sosial, serta revitalisasi nilai-nilai kultural dalam praktik sehari-hari. Studi ini menegaskan pentingnya pelibatan budaya lokal sebagai fondasi dalam pembangunan sosial berbasis komunitas.References
Fatonah, R., Irma, I., Maulana, M. Z., & Yasin, M. (2024). Hubungan Masyarakat dan Budaya Lokal dalam Interaksi Sosial Masyarakat. Jurnal Ilmu Pendidikan & Sosial (Sinova), 2(01), 41–50.
Indonesiareview. (2024). Implementasi Gotong Royong dalam Memajukan Kesejahteraan Rakyat. Indonesiareview. https://indonesiareview.id/2024/11/24/implementasi-gotong-royong-dalam-memajukan-kesejahteraan-rakyat/
Koentjaraningrat. (2002). Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta. https://books.google.co.id/books?id=QWmPGwAACAAJ
McMillan, D. W., & Chavis, D. M. (1986). Sense of community: A definition and theory. Journal of Community Psychology, 14(1), 6–23. https://doi.org/10.1002/1520-6629(198601)14:1<6::AID-JCOP2290140103>3.0.CO;2-I
Nasran, N., Imran, I., & Sukmawati, S. (2022). Penyuluhan Pentingnya Karifan Lokal Pekatunda Sebagai Semangat Gotong Royong pada Masyarakat di Desa Wombo Kecamatan Tanatove Kabupaten Donggala. DAS SEIN: Jurnal Pengabdian Hukum Dan Humaniora, 1(2), 108–116. https://doi.org/10.33756/jds.v1i2.11899
Søndergaard, M. (2001). • Geert Hofstede, Culture’s Consequences: Comparing Values, Behaviours, Institutions, and Organizations Across Nations,. International Journal of Cross Cultural Management, 243–246.